CERPEN
– SEMUA TENTANG KITA
Namaku natasya,
aku pernah mencintai seseorang dengan tulus. Tapi, semua ketulusan cintaku
padanya berakhir sia-sia.
“Natasya, jangan sedih
terus dong. Senyuum.” kata sahabatku dewi sambil mencari tisu di meja rias
kamarku
“gue gak bisa dew, gue ga terima dia ninggalin gue, pergi gitu aja tanpa pamit.”
“gue gak bisa dew, gue ga terima dia ninggalin gue, pergi gitu aja tanpa pamit.”
Arya adalah
seorang cowok yang sangat aku sayangi, dia pergi meninggalkanku tanpa alasan.
Akupun baru tau kepergiannya setelah sehari dia pergi. Dia juga tak pernah
mengabariku kenapa ia pergi. Yang ku tau, Arya harus meninggalkan sekolah
lamanya bersamaku karna dia di tuntut kedua orang tuanya untuk tinggal di
pesantren , tepatnya di daerah lampung. Akupun terpukul mendengarnya.
“sya, lo gak bisa
terus-terusan mikirin arya kaya gini. Dia itu gamau bilang kepergiannya karna
dia gamau liat lo sedih. Coba kalo dia tau lo sedih kaya gini. Gimana sya.”
“tapi gue kecewa banget wi, lo ga ngerti perasaan gue.”
“tapi gue kecewa banget wi, lo ga ngerti perasaan gue.”
Sehari sebelum
arya pergi, teman-teman sekelasku sebenarnya sudah tau akan kabar bahwa arya
akan pindah dari sekolah. Tapi arya melarang mereka semua untuk memberitahuku
dan merahasiakan semuanya. Ini juga karena arya gak ingin buat aku bersedih.
Tapi justru malah sebaliknya .
***
Seminggupun
berlalu, aku masih belum bisa menerima semua ini. Disekolah rasanya sepi tak
ada arya di sisiku yang biasanya setiap hari menyapaku, tertawa bersama. Arya
juga tak pernah mengabariku dia menghilang begitu saja. Sampai sekarang aku
belum bisa memaafkannya sebelum aku tau alasannya mengapa dia tak memberitahuku
tentang kepergian dan kepindahannya ke lampung. Aku mencoba melupakannya tapi
aku tak bisa, perasaan ini menyiksaku. Semakin aku mencoba melupakannya,
semakin aku tak bisa menghapus kenangan Arya dari hatiku.
“sya, maafin gue ya gue
gak bilang sama lo . sebenernya gue udah tau Arya mau pindah dari sekolah, tapi
Arya ngelarang gue buat bilang sama lo, katanya dia gak mau buat lo sedih. Lo
pasti bisa dapetin yang lebih dari dia. Itu pesan arya buat lo.” Kata eza
sahabatnya arya.
Saat eza bilang
semua itu kepadaku entah mengapa, hatiku gak bisa menerimanya. Aku menyayangi
arya, hanya arya yang selalu ada di hatiku, dan dia yang terbaik untukku. Itu
menurutku.
“lo jahat za, kenapa lo
gak bilang sama gue dan harusnya lo tuh ngerti.”
“iya, maafin gue sya. Gue salah, tapi mau gimana lagi arya udah pergi dan asal lo tau sya. Dia sayang banget sama lo. Dia sebenernya gamau pindah, tapi karna desakan orang tuanya dia pindah ke pesantren.”
“ gue kecewa za sama dia. Kenapa dia gak bilang dari awal?”kataku lemas
“iya, maafin gue sya. Gue salah, tapi mau gimana lagi arya udah pergi dan asal lo tau sya. Dia sayang banget sama lo. Dia sebenernya gamau pindah, tapi karna desakan orang tuanya dia pindah ke pesantren.”
“ gue kecewa za sama dia. Kenapa dia gak bilang dari awal?”kataku lemas
Aku meninggalkan eza yang
masih diam membisu diambang pintu kelasku. Aku gak mau mendengar semuanya lagi.
Aku udah cukup kecewa dengan semua ini. andaikan waktu bisa berhenti berputar
untuk saat ini, aku ingin kembali dan melihat arya untuk terakhir kali.
***
Pagi hari di kelas,
Seiring berjalannya waktu
meskipun arya tak pernah mengabariku, dan mungkin dia sudah lupa denganku. Yaa,
begitupun aku masih terus mencoba melupakannya. Hari-demi hari kujalani
semuanya seperti normal dulu sebelum arya pindah dari sekolah ini. Aku hanya
bisa mencoba untuk ikhlas dengan yang ku jalani sekarang. Andaikan ini semua
mimpi, aku tak mau ini semua akan terjadi. Tetapi apa daya semuanya bukan
mimpi, ini nyata.
“sya...” panggil seseorang
dari tempat duduk belakang dan ternyata itu eza , dia berjalan menghampiriku
“apaan za?’’ kataku
“apaan za?’’ kataku
“sya, kemaren arya chat
gue nanyain lo.”
“terus?”
“kok terus?”
“iyaa, terus kenapa? Apa urusannya sama gue?”
“adalah ”
“apaan?” tanyaku sinis
“dia masi nungguin lo.”
“oh.” Jawabku singkat
“dih ngeselin nih anak, emang lo gamau tau kabarnya dia?”
“ah gatau gue, gue bingung sama dia , dia bilang sayang sama gue tapi apaan ninggalin gue gitu aja dan udah seminggu lebih gue gatau kabarnya.”
“yaa lo tanya lah kabarnya gimana?”
“ngapain ah za, gue cewek gengsi kali nanya ke cowo duluan.” Kataku agak jengkel
“gue bingung ama lo berdua, lo sama arya sama-sama sayang, tapi gak ada yang mau mulai duluan. Gimana kalian mau jadian kalo sama-sama gengsi. Cinta, tapi munafik. ”
“harusnya dialah, minta maaf enggak , kabarin gue juga enggak. Kalo gue disuruh milih untuk kenal sama dia atau gak, gue akan lebih milih enggak dari pada gue harus sakit hati kaya gini akhirnya...gue malah kecewa banget.”
“yaaa, kemaren dia nanyain kabar lo, ya gue jawab lo sedih banget dia pindah.”
“lo jujur amat si za, aaaah tau deh.”
“terus?”
“kok terus?”
“iyaa, terus kenapa? Apa urusannya sama gue?”
“adalah ”
“apaan?” tanyaku sinis
“dia masi nungguin lo.”
“oh.” Jawabku singkat
“dih ngeselin nih anak, emang lo gamau tau kabarnya dia?”
“ah gatau gue, gue bingung sama dia , dia bilang sayang sama gue tapi apaan ninggalin gue gitu aja dan udah seminggu lebih gue gatau kabarnya.”
“yaa lo tanya lah kabarnya gimana?”
“ngapain ah za, gue cewek gengsi kali nanya ke cowo duluan.” Kataku agak jengkel
“gue bingung ama lo berdua, lo sama arya sama-sama sayang, tapi gak ada yang mau mulai duluan. Gimana kalian mau jadian kalo sama-sama gengsi. Cinta, tapi munafik. ”
“harusnya dialah, minta maaf enggak , kabarin gue juga enggak. Kalo gue disuruh milih untuk kenal sama dia atau gak, gue akan lebih milih enggak dari pada gue harus sakit hati kaya gini akhirnya...gue malah kecewa banget.”
“yaaa, kemaren dia nanyain kabar lo, ya gue jawab lo sedih banget dia pindah.”
“lo jujur amat si za, aaaah tau deh.”
***
Hari terus berganti,
meninggalkan semua kisah yang ada begitupun kisah ku dengan arya , aku bertekat
untuk melupakannya. Aku udah cukup kecewa dengan semua ini. Setiap kali aku
berdoa, mendoakannya untuk kembali bersama ku lagi seperti dulu tapi itu semua
tak mungkin. Aku memang mencintai arya, tetapi tak pernah arya jujur akan rasa
sayang dan cintanya kepadaku, selalu eza yang bilang kepadaku setiap kali arya
curhat kepadanya. Aku bingung dengan semua ini, mencintai seseorang tanpa
sebuah kepastian yang pasti.
Tuhan.....
jika memang dia yang terbaik untukku, jagalah dia disana tuhan..
Jagalah hatinya untukku, dan jagalah hatiku untuknya...
Aku disini hanya bisa mendoakannya, melihat nya dari kejauhan...
Ini berat untuk ku jalani Tuhan... jauh dari seseorang yang aku sayangi.....
Aku menyayangi dan mencintainya... tabahkan hatiku Tuhan...
Tuhan .. hanya satu pintaku, jagalah iya saat aku jauh dari sisinya.... :’)
Jagalah hatinya untukku, dan jagalah hatiku untuknya...
Aku disini hanya bisa mendoakannya, melihat nya dari kejauhan...
Ini berat untuk ku jalani Tuhan... jauh dari seseorang yang aku sayangi.....
Aku menyayangi dan mencintainya... tabahkan hatiku Tuhan...
Tuhan .. hanya satu pintaku, jagalah iya saat aku jauh dari sisinya.... :’)
Setiap malam
setiap ada kesempatan aku berdoa dan menangis, akankah cintaku padanya akan
kembali seperti dahulu menjalani hari-hari dengan penuh canda maupun tawa.
Cinta ini membunuhku...kau adalah mimpi takkan pernah ku gapai.
***
Sebentar lagi
liburan semester tiba, 6 bulan sudah berlalu. Sebenarnya momen-momen itulah
yang selama ini ku tunggu. Karna liburan sekolah Arya pasti pulang ke Jakarta
dan ada kemungkinan kita akan bertemu lagi. Tetapi , mendengar kabar kalo Arya
pasti akan pulang ke Jakarta hatiku biasa saja. Tidak ada getaran-getaran
seperti dulu saat aku bersamanya, mungkin karena selama 6 bulan ini aku sudah
terbiasa tanpanya, yaa meskipun awalannya aku sangat terpukul dan kecewa juga
sedih. Tapi sekarang aku sudah mempunyai seseorang yang bisa menggantikan hati
Arya di hatiku yaitu Aka sudah 6 bulan juga aku mengenalnya. Aka datang di
kehidupanku ketika hatiku sedang hampa dan kosong tanpa arah. Dia menyembuhkan
luka di hatiku, awalnya aku memang tak bisa melupakan Arya karna bagaimanapun
juga Arya akan selalu tinggal di hatiku. Saat kepergian Arya, Aka lah yang
selalu menemani hari sepiku selama 6 bulan aku mengenal Aka, bagiku dia adalah
seorang cowok yang baik , pengertian, dan sabar. Sudah 3 kali Aka menyatakan
perasaannya padaku , tetapi tak pernah ku jawab aku hanya bilang kepada aka
kalo aku masih mengejar sesuatu. Aka pun mengerti, walaupun dia tak pernah tau
aku masih menunggu seseorang , yaitu Arya. Dan Aka masih setia menunggu hatiku.
Dan akupun janji akan menjawabnya, aku menerima cintanya atau tidak saat ulang
tahun Aka nanti.
***
Pagi di sekolah,
“besok kita bagi rapot
sya.” Kata dewi sahabatku
“iya , gue takut nih jadinya masuk jurusan apa wi.”
“udah yakin lo pasti IPA. “
“yaa mudah-mudahan aja kalo kita bisa satu kelas lagi, lo IPA dan gue juga.”
“amiin.”
“haaai semua.” Sapa eza sambil duduk di sebelahku
“apaan si za, JB JB aje.” Kata ku
“hahaha.... lagi ngomongin apaan si? Serius amat?” eza tertawa pelan
“jurusan za...” kata dewi
“oh gitu yaa... lo pasti mah IPA, kalo gue sih maunya IPS.”
“yaa amin-amin mudah-mudahan kita masuk yaa.” Kataku
“iyaa amin .” kata mereka berdua
“eh sya, btw gimana perasaan lo sekarang sama Arya?”tanya eza kepadaku
“yaaah, lo ngomongin Arya lagi.” Jawabku lemes
“dia selau nanyain keadaan lo sama gue sya, ya gue jawab lo baik. Arya juga bilang kenapa dia gak nembak lo. Katanya dia , dia gamau nyakitin lo lagi emangnya lo mau pacaran jarak jauh sama Arya? Arya takut lo nolak dia, kalopun lo nerima dia, kasian elo nya arya gak pernah ada di samping lo . lo tau kan pesantren gimana? Dia pulang juga pas liburan.”
“yaaa.. gue tau. Status menurut gue gak penting. Yang gue mau komitmen za. Kepastian. Dia sayang sama gue tapi dia gak pernah bilang ataupun jujur sama persaannya sama gue. Gimana gue mau percaya sama dia, bisa aja kan dia pacaran disana atau udah punya cewek pengganti gue? Gue yakin za. lagian 6 bulan udah berlalu. Gue mungkin bisa lupain dia, tapi gue gak akan bisa ngelupain semua kenangan tentang kita”
“oh iya, liburan dia kesini sya. Dia pengen ketemu sama lo.”
“gue gamau lah za, udah cukup yang dulu2 gue gamau nantinya keinget dia lagi. Sekarang gue udah punya yang lain, meskipun gue belum jadian sama dia. Tapi kita udah deket semenjak Arya ninggalin gue.”
“siapa?” tanya eza
“aka namanya za, dia ganteng putih jago main basket dan juga jago futsal.” Kata dewi yang menambah pembicaraan suasana menjadi semakin hangat
“serius lo sya?” tanya eza tak percaya
“iya, gue serius dan suatu saat kita pasti akan jadian.” Kataku padanya
“jujur nih gue sya sama lo Arya disana banyak yang nembak dan banyak yang sukain. Lo mau tau semua cewek yang nembak dia banyak, terus dia tolak. Adapun anak SD nembak dia, dan katanya mirip sama lo.”
“terus di terima?” kata dewi sahabat ku, yang duduk di sampingku sembari membaca novel
“gue belom tau kabarnya. setau gue sih dia belum jawab mau nerima tu cewek apa enggak.”
“iya , gue takut nih jadinya masuk jurusan apa wi.”
“udah yakin lo pasti IPA. “
“yaa mudah-mudahan aja kalo kita bisa satu kelas lagi, lo IPA dan gue juga.”
“amiin.”
“haaai semua.” Sapa eza sambil duduk di sebelahku
“apaan si za, JB JB aje.” Kata ku
“hahaha.... lagi ngomongin apaan si? Serius amat?” eza tertawa pelan
“jurusan za...” kata dewi
“oh gitu yaa... lo pasti mah IPA, kalo gue sih maunya IPS.”
“yaa amin-amin mudah-mudahan kita masuk yaa.” Kataku
“iyaa amin .” kata mereka berdua
“eh sya, btw gimana perasaan lo sekarang sama Arya?”tanya eza kepadaku
“yaaah, lo ngomongin Arya lagi.” Jawabku lemes
“dia selau nanyain keadaan lo sama gue sya, ya gue jawab lo baik. Arya juga bilang kenapa dia gak nembak lo. Katanya dia , dia gamau nyakitin lo lagi emangnya lo mau pacaran jarak jauh sama Arya? Arya takut lo nolak dia, kalopun lo nerima dia, kasian elo nya arya gak pernah ada di samping lo . lo tau kan pesantren gimana? Dia pulang juga pas liburan.”
“yaaa.. gue tau. Status menurut gue gak penting. Yang gue mau komitmen za. Kepastian. Dia sayang sama gue tapi dia gak pernah bilang ataupun jujur sama persaannya sama gue. Gimana gue mau percaya sama dia, bisa aja kan dia pacaran disana atau udah punya cewek pengganti gue? Gue yakin za. lagian 6 bulan udah berlalu. Gue mungkin bisa lupain dia, tapi gue gak akan bisa ngelupain semua kenangan tentang kita”
“oh iya, liburan dia kesini sya. Dia pengen ketemu sama lo.”
“gue gamau lah za, udah cukup yang dulu2 gue gamau nantinya keinget dia lagi. Sekarang gue udah punya yang lain, meskipun gue belum jadian sama dia. Tapi kita udah deket semenjak Arya ninggalin gue.”
“siapa?” tanya eza
“aka namanya za, dia ganteng putih jago main basket dan juga jago futsal.” Kata dewi yang menambah pembicaraan suasana menjadi semakin hangat
“serius lo sya?” tanya eza tak percaya
“iya, gue serius dan suatu saat kita pasti akan jadian.” Kataku padanya
“jujur nih gue sya sama lo Arya disana banyak yang nembak dan banyak yang sukain. Lo mau tau semua cewek yang nembak dia banyak, terus dia tolak. Adapun anak SD nembak dia, dan katanya mirip sama lo.”
“terus di terima?” kata dewi sahabat ku, yang duduk di sampingku sembari membaca novel
“gue belom tau kabarnya. setau gue sih dia belum jawab mau nerima tu cewek apa enggak.”
# Bel pun berbunyi
***
Pagi hari,
Hari ini adalah hari yang
ku tunggu-tunggu mama ku sudah bersiap-siap untuk mengambil rapotku. ketika
sampai di sekolah , aku berpapasan dengan eza. eza tak melihatku mungkin dia
gak sadar seseorang yang berpapasan dengannya itu aku. Setelah pembagian hasil
rapot selesai ternyata alhamdullilah akhirnya aku masuk jurusan IPA, jurusan
yang selama ini aku cari dan sudah aku rencanakan.
“sya, tar abis bagi rapot
main yuk.” Kata sari teman dekatku
“okeey, siapa aja?” tanyaku
“banyak lah. Pokoknya.”
“okedeh.”
“lo udah bagi rapot?” tanyanya
“udah nih,”
“wesss... ipa nih ye. Slamet yaa.”
“okeey, siapa aja?” tanyaku
“banyak lah. Pokoknya.”
“okedeh.”
“lo udah bagi rapot?” tanyanya
“udah nih,”
“wesss... ipa nih ye. Slamet yaa.”
“lo emang belom?” tanyaku
“belom, tar abis ini.”
“oh okey, emng kita mau main apa?”
“main UNO aja, hehe lo bawa uno?”
“kagak sii, yaudah gue balik dulu yaa..tar samper gue aja.”
“belom, tar abis ini.”
“oh okey, emng kita mau main apa?”
“main UNO aja, hehe lo bawa uno?”
“kagak sii, yaudah gue balik dulu yaa..tar samper gue aja.”
***
Siang hari,
“natasya, ayok berangkat
main.. anak-anak udah pada ngumpul. Jangan lupa uno nya.”
Aku naik motor di jemput
oleh teman dekat ku sari. Setelah beberapa menit sampai di rumah sabi, akhirnya
kita semua main UNO
“sabi, si eza gak dateng?”
“gatau sya, katanya mau pergi.”
“gatau sya, katanya mau pergi.”
Sabi adalah teman deketku
juga , karna rumahnya adalah basecame kami, tempat kami berkumpul dan bercanda bareng
Tak lama sambil kita
memainkan UNO , ada suara motor berhenti di rumah sabi. Ici temen ku keluar dan
membuka pintu. Ku lihat dari arah jendela ternyata eza, tetapi disana ada
seseorang lagi. Memakai helm dan sepertinya aku mengenalnya, Cuma dari jendela
tidak terlalu kelihatan. Seseorang itu melepas helm nya dan ternyata... OMG !
batinku...... ternyata seseorang itu adalah...
“sya, ada Arya tuh.”
“hah ? serius lo sab?”
“iya serius gue, tuh anaknya kesini kan.”
“hah ? serius lo sab?”
“iya serius gue, tuh anaknya kesini kan.”
Oh Tuhaan.... apa salahku,
aku tak ingin bertemu dengannya. Tetapi sekarang kita malah di pertemukan. Apa
ini takdirku Tuhan.. untuk bertemu dia lagi. Deg..... tiba-tiba saja terasa
jantungku berhenti, getaran ini sudah lama tak kurasakan. Sangat berbeda sekali
bila aku dekat dengan aka, tidak ada getaran seperti ini. ada apa ini?” batinku
“sorry sya, dari awal kita semua sudah ngerencanain ini, untuk nemuin lo sama Arya.”
“sorry sya, dari awal kita semua sudah ngerencanain ini, untuk nemuin lo sama Arya.”
Aku dan arya hanya
tersenyum tipis. Tapi aneh sikapnya Arya, dia bener-bener berubah. Dia tak
menyapaku. Bahkan menegurku itupun tidak. Apa yang terjadi Tuhan batinku. Apa
dia sudah menemukan yang lain? Entahlah.... selama kita semua ngobrol, tetapi
aku dan arya tidak juga saling tegur sapa, kenal.. tapi kaya ga kenal.. Arya
seperti orang asing dalam hidupku.
“sya, arya kalian berdua
diem aja..” ledek mereka
“ayodong kangen-kangenan apa kek gitu?” kata ici teman dekatku yang juga ikut meledek
“tau lo ya, udah ada orangnya malah di cuekin. Giliran ga ada malah nyariin.”ledek eza
“apaansih lo za, gajelas.” Jawabku sinis
“yee lo berdua tuh cinta, tapi munafik. Sama-sama cinta tapi malu-malu gak ada yang mau mulai duluan. Gininih jadinya cuek-cuekan kalo ketemu.”
“ayodong kangen-kangenan apa kek gitu?” kata ici teman dekatku yang juga ikut meledek
“tau lo ya, udah ada orangnya malah di cuekin. Giliran ga ada malah nyariin.”ledek eza
“apaansih lo za, gajelas.” Jawabku sinis
“yee lo berdua tuh cinta, tapi munafik. Sama-sama cinta tapi malu-malu gak ada yang mau mulai duluan. Gininih jadinya cuek-cuekan kalo ketemu.”
Kenapa harus gue yang
mulai duluan apa musti gue yang negur duluan? Siapa yang buat salah ? gue kah?
Atau dia? Yang ninggalin gue siapa? Yang buat gue sedih siapa? Yang buat gue
kecewa dan sakit hati siapa? Harusnya lo sadar Arya ! batinku meringis.
“yaudah lah za, kalo
mereka emang mau diem-dieman.” Kata sabi
Aku hanya tersenyum ke
arah mereka yang menatapku juga Arya. Setiap kali aku memergoki arya melirikku,
dan aku juga meliriknya batinku nangis apa iya arya gak kangen sama aku, atau
minta maaf? Tapi apa nyatanya... itu tidak sama sekali !! yang ku lihat dari
sorotan matanya masih ada cinta dan rindu dihatinya. Akupun merasakan itu.
Tatapannya, masih seperti dulu, dingin tetapi penuh arti dari sorotan matanya
penuh keteduhan. Andai saja tatapan ini bisa membunuh, mungkin aku sudah
terkapar olehnya.
Akhirnya kita semua main
UNO , mainan yang biasa kita mainin kalo gak ada mainan yang bisa dimainin .
kita anak SMA tetapi masih main kartu UNO, yaa walaupun UNO buat semua umur.
Eza pun membagikan kartu UNO nya. Dan kita semua main. Ternyata seiring
berjalannya waktu, pertama sari keluar menang, disusul sabi, disusul eza, dan
yang terakhir ici, yang salalu main UNO keringetan. Main UNO aja kok
keringetan? Dan yang tersisa hanya aku dan arya. Permainan semakin menegang.
Belom ada kepastian siapa yang menang aku ataupun arya.
“ayodong menangin sya.”
Teman-temanku menyemangatiku. Begitupun aray yang sibuk dengan kartu-kartunya .
“udeh lo pasti menang deh ray.” Kata eza yang malah membela arya di banding aku
“eh belom tentuu.” Kataku , daaaannnn.....
“UNO ! “ arya mengucapkan kata itu bentar lagi dia menang karna kartunya tinggal satu 4+ ternyata.”
“udeh lo pasti menang deh ray.” Kata eza yang malah membela arya di banding aku
“eh belom tentuu.” Kataku , daaaannnn.....
“UNO ! “ arya mengucapkan kata itu bentar lagi dia menang karna kartunya tinggal satu 4+ ternyata.”
aku pun kalah saat
permainan itu. Tapi taapalah ini hanya sebuah permainan, akhirnya kita semua
tertawa bersama.
bahagia itu sederhana ...
walaupun aku dan arya tak saling tegur sapa bahkan saat bermain aray tak juga
menatapku. Tetapi dengan melihat aray tersenyum atas kemenangannya padaku. Aku
sudah senang.” #Bahagiaitusederhana aku mungkin saja melupakanmu ketika kau
pergi, dan jauh disana..tetapi cinta, perasaan kembali ada ketika kau datang
waktu sudah menunjukan
pukul 4 sore. Karna hari sudah sore akhinya kita semua memutuskan untuk pulang.
Pertemuan yang sangat singkat antara aku dan juga Arya. Sampai pulang kita
berdua juga gak ngobrol dan saling cuek-cuekan. Yaa... itulah arya dingin dan
sangat cuek
***
Malam ,
Aku masih teringat pertemuan
singkat tadi siang. Ini semua seperti mimpi ataukah aku bermimpi?? Sambil
memeluk boneka dan tepar di atas kasur aku memutar kembali saat 6 bulan yang
lalu , saat ary meninggalkanku, dan pergi begitu saja tanpa kabar. Dan sekarang
dia ada disini menemuiku. Aku tak mengerti apa maksudnya
dret.. dret... ponselku
bergetar, tanda sms masuk dan ternyata itu dari Aka.
“natasya.. malem.. apa
kabar?”
“hei, baik kok Aka.”
“oh gitu syukur deh.”
“besok bisakan dateng kerumah Aka sya?”
“hei, baik kok Aka.”
“oh gitu syukur deh.”
“besok bisakan dateng kerumah Aka sya?”
Ya Tuhan.. aku lupa besok
tanggal 26 adalah hari ulang tahunnya Aka. Untung saja aku sudah menyiapkan
kado untuknya jauh-jauh hari.
“okey, besok natasya
dateng kok.”
“mau aka jemput?”
“okeh” diakhiri percakapan pendek itu di sms dan akupun tertidur
“mau aka jemput?”
“okeh” diakhiri percakapan pendek itu di sms dan akupun tertidur
***
Esok hari,
Jam 10:00 aka sudah sampai
di depan pager rumahku. Aku pun pergi kerumahnya di boncengin naik motor satria
nya. Di perjalanan dan di pikiranku kosong, entah apa yang aku fikirkan dan
akhirnya setelah beberapa menit di perjalanan kita pun sampai di perumahan blok
A rumahnya Aka, disana sudah banyak temen-temennya yang berkumpul. Juga sahabat
ku putri.
“ka. Ini kado buat kamu.”
“yaampun natasya, pake repot-repot.”
“yaa.. gpp kkok.”
“yaampun natasya, pake repot-repot.”
“yaa.. gpp kkok.”
Kado yang aku berikan
untuk Aka adalah angsa-angsaan biru hasil karya ku sendiri, juga striminan yang
bertulisan namanya dan hari ulang tahunnya
“Heemm ikut aku bentar
yuk,” tanganku di gandeng aka ke arah taman komplek dekat rumahnya. Aku tak
mengerti apa maksudnya. Terlintas tiba-tiba di fikiranku. Aku lupa kalo aku
berjanji akan menjawabnya iya atau tidak untuk menjadi pacarnya.
“heem.. mau ngapain ya ka?” tanyaku terbata-bata aku masih tidak tau harus menjawab iya atau tidak untuk menerimanya.
“adadeh.” Jawab aka
“heem.. mau ngapain ya ka?” tanyaku terbata-bata aku masih tidak tau harus menjawab iya atau tidak untuk menerimanya.
“adadeh.” Jawab aka
Sesampainya di taman yang
indah dan penuh bunga berwarna-warni disana terpampang bunga matahari yang
menjulang tinggi juga pohon anggur di sekeliling taman. Di temani teman-teman
aka juga putri sahabatku. Karna dialah aku bisa kenal dengan aka, setelah
kepergian Arya 6 bulan yang lalu. Di tengah lapangan Aka melepaskan
gandengannya.
“natasya, bagaimana dengan
jawaban kamu ?”
“jawaban? Jawaban apa?” aku pura-pura tak ingat
“jawaban, apa kamu nerima aku? Atau tidak.”
“jawaban? Jawaban apa?” aku pura-pura tak ingat
“jawaban, apa kamu nerima aku? Atau tidak.”
Jleeeeeeebbbbb................
Ternyata Aka benar menagih
janji itu. Aku tak tau kenapa bisa jadi begini. Awalnya aku memang sudah hampir
bisa MOVE-ON dari arya, tapi apa? Arya datang kembali di kehidupanku. Menemuiku
walaupun itu tidak sengaja bertemu. Tapi apa daya, Aka cowok yang selama ini 6
bulan aku gantungi perasaannya masa iya aku tolak. Cinta diantara dua hati itu
tidak mungkin! Aku mencintai arya juga aka..
“natasya, kok diem?” tanya
aka
“hah? Iya...apa?” kataku terbata-bata
“hah? Iya...apa?” kataku terbata-bata
Temen-temen aka yang
menonton dan menyaksikan itu mereka semua menyoraki kita berdua... terima......
terima....... aku bingung saat itu.
“kamu nerima aku atau
tidak natasya... aku sayang kamu.” Di raih nya tanganku
Setelah beberapa menit aku
berfikir, akhirnya
“iya Aka, Aku
terima.”entah apa yang ku fikirkan tak sengaja aku mengucapkan kata-kata itu,
terlambat sudah......
Yeeeeyyyy jadiaaaaan sorak
mereka tambah ramai. Orang-orang yang ada di area taman bingung karena saat itu
teman-temannya aka berisik dan rame. Meskipun saat itu aku malu. Aku memutuskan
untuk menerima aka karna aku juga suka sama dia , walaupun aku masih
mengharapkan arya untuk menjadi kekasihku. Tapi itu semua tidak mungkin , arya
hanyalah mimpi bagiku takkan pernah ku memilikinya.
“makasih natasyaaaa..... ini
boneka taddy bear buat kamu”
“iya... makasih yaa aka.”
“iya... makasih yaa aka.”
Aku tak menyangka akhirnya
aku jadian juga sama aka, bertepatan dengan ulang tahunnya. Dia memberiku
boneka taddy bear berwarna warna pink, Teman-teman aka juga memberi memberi
selamat ke kita berdua. Taman itu menjadi saksi cinta kita berdua.
***
Kejadian kemarin telah
berlalu. Kini aku sudah menjadi milik orang lain . aku mungkin bisa belajar
untuk menyayangi aka, namun mungkin tak sepenuhnya karna aku masih mengharapkan
cintanya arya entah sampai kapan.
Baru sehari kami berdua
jadian, berita itu sudah menyebar sampai ke kuping teman-temanku terutama arya.
Arya sudah mengetahui kalo aku sudah jadian , arya pun syok mendengar kabar
tersebut yang datangnya dari eza. Eza adalah sahabatku sekaligus sahabat dan
teman curhatnya arya . jadi apapun yang terjadi denganku pasti eza tau, dan
bakal lapor ke arya.
Ponselku tiba-tiba
berdering , ternyata ada tlp dari ici sahabatku.
“halo?” sapanya
“iya ci, tumben tlp ada apa?” tanyaku
“gpp, Cuma mau mastiin aja.”
“apa?”
“lo beneran jadian sama aka? Cowok yang sering lo ceritain itu ke gue?.”
“iya ci.”
“selamet ya sayang.”
“eh iya makasih.”
“oh iya, arya udah tau lo jadian?”
“udah, sepertinya dari eza.”
“iya, gue juga tau dari si eza . Kirain itu boongan ternyata beneran.”
“iya, itu semua bener. Gue jadian kemaren tanggal 26 pas ulang tahunnya ci.”
“hmmm... lo udah tau kalo arya nyusul jadian setelah lo jadian sama aka?”
“apa..?” Aku tersentak kaget . tak sengaja ponselku ku banting ke arah tempat tidur, dan untungnya tidak ke lantai, ku ambil lagi dan kudengarkan apa yang sebenarnya terjadi.
“halo sya?”
“ya maaf, tadi hp gue jatoh. Gue kaget abisnya.” Jantungku tiba-tiba saja terasa sesak dan sakit entah kenapa , aku tak mengerti
“jadi gini, hari ini arya jadian sya”
“iya ci, tumben tlp ada apa?” tanyaku
“gpp, Cuma mau mastiin aja.”
“apa?”
“lo beneran jadian sama aka? Cowok yang sering lo ceritain itu ke gue?.”
“iya ci.”
“selamet ya sayang.”
“eh iya makasih.”
“oh iya, arya udah tau lo jadian?”
“udah, sepertinya dari eza.”
“iya, gue juga tau dari si eza . Kirain itu boongan ternyata beneran.”
“iya, itu semua bener. Gue jadian kemaren tanggal 26 pas ulang tahunnya ci.”
“hmmm... lo udah tau kalo arya nyusul jadian setelah lo jadian sama aka?”
“apa..?” Aku tersentak kaget . tak sengaja ponselku ku banting ke arah tempat tidur, dan untungnya tidak ke lantai, ku ambil lagi dan kudengarkan apa yang sebenarnya terjadi.
“halo sya?”
“ya maaf, tadi hp gue jatoh. Gue kaget abisnya.” Jantungku tiba-tiba saja terasa sesak dan sakit entah kenapa , aku tak mengerti
“jadi gini, hari ini arya jadian sya”
Deeeg......serangan itu
kembali ada
“gak, gue gak tau? Emang dia
hari ini jadian? Sama siapa?
“sama anak sana yang katanya mirip sama lo, namanya evina.”
“evina? Semoga dia bahagia.” Ku akhiri percakapan itu , walau singkat tapi menyakitkan bagiku.
“sama anak sana yang katanya mirip sama lo, namanya evina.”
“evina? Semoga dia bahagia.” Ku akhiri percakapan itu , walau singkat tapi menyakitkan bagiku.
sungguh aku tak percaya,
dan hari ini tanggal 27, ternyata hari ini jugalah arya jadian sama pacarnya
evina. Aku tak mengerti apa maksudnya arya dengan semua ini. Ataukah evina yang
katanya mirip denganku itu Cuma sebagai pelampiasannya saja?ataukah arya
bener-benar menyayanginya? Entahlah.
Kini semuanya tlah
berakhir, meskipun aku tak mengerti jalan fikirannya arya. Tetapi aku yakin,
dihati kecilnya arya meskipun sedikit saja, dia masih menyisihkan tempat
untukku dihatinya dan menyimpan namaku dihati kecilnya.. begitupun aku,
meskipun aku sudah mempunyai seorang kekasih , dan dialah yang membuatku
menyadari. Menunggu itu tidak enak, apalagi orang yang kita tunggu gak pernah
mencoba untuk meraih kita.sungguh menyakitkan. Mungkin arya sama sepertiku,
menjalani semuanya tetapi tidak apa yang dia inginkan.
***
Tiba-tiba saja ponselku
bergetar ternyata tlp masuk .
“halo?natasya?Sya, hari
ini arya mau pulang.”
“pulang?” ternyata sms itu berasal dari sari yang juga teman baikku
“iya pulang, padahal dia baru sebentar di jakarta. Malah belom sempet kangen-kangenan kan sama lo? Eh tapi gak deh lo berdua kan udah sama-sama punya pacar. Tapi gue sih yakin pasti lo berdua masi saling ngarepin iya kan?”
“gak usah nyindir gitu deh sar.”
“haha.. iya maaf” sari tertawa pelan
“oh iya , lo tlp gue Cuma mau ngasi tau kalo dia pulang?’’
“yaa.. gue sedih banget dia hars pulang dan katanya gak akan balik lagi.”
“pulang?” ternyata sms itu berasal dari sari yang juga teman baikku
“iya pulang, padahal dia baru sebentar di jakarta. Malah belom sempet kangen-kangenan kan sama lo? Eh tapi gak deh lo berdua kan udah sama-sama punya pacar. Tapi gue sih yakin pasti lo berdua masi saling ngarepin iya kan?”
“gak usah nyindir gitu deh sar.”
“haha.. iya maaf” sari tertawa pelan
“oh iya , lo tlp gue Cuma mau ngasi tau kalo dia pulang?’’
“yaa.. gue sedih banget dia hars pulang dan katanya gak akan balik lagi.”
Deeegggg...........
tiba-tiba saja air mataku mulai jatuh perlahan setelah mendengar kabar itu
dadaku terasa sesak dan saat ini sulit untuk bernafas
“syaa?” panggilnya
“natasya? Lo gak apa-apa kan? Diem aja?”
‘’eh iya sorry apa tadi yang lo bilang, gue gak denger.”
“natasya? Lo gak apa-apa kan? Diem aja?”
‘’eh iya sorry apa tadi yang lo bilang, gue gak denger.”
“arya mau pindah dan
tinggal di lampung selama 3 tahun. Dia gak akan balik lagi dan pastinya
rumahnya yang disini mau di kontrakin.”
“apa?”
“iya bener, eh udah dulu yaa byee..
“apa?”
“iya bener, eh udah dulu yaa byee..
Sari mengakhiri
percakapannya , aku tak mengerti dengan semua ini.. lagi-lagi arya pergi dan
ninggalin aku untuk kedua kalinya, tapi ini berbeda dia gak akan kembali. Ini
semua tak mungkin. Ku putar lagu pasto aku pasti kembali, dan lagu itu yang
menjadi lagu kita berdua dulu. Teringat aku dan arya sering menyanyikan lagu
itu berdua.. di pekarangan sekolah sambil memainkan gitar
Reff : aku hanya pergi tuk
sementara..
bukan tuk meninggalkanmu selamanya..
aku pasti kan kembali, pada dirimu.. tapi kau jangan nakal, aku pasti kembali..
aku pasti kembali.........
bukan tuk meninggalkanmu selamanya..
aku pasti kan kembali, pada dirimu.. tapi kau jangan nakal, aku pasti kembali..
aku pasti kembali.........
***
Pukul 06.00 pagi,
Aku terbangun dari
tidurku, aku tak bisa berhenti menangis tadi malam, mungkin sebabnya mataku
sembab dan layu seperti ini. aku tak mengerti mengapa aku menangisinya. Aku tak
mengerti apa yang ku tangisi. Cintanya? Ataukah karna arya yang ingin pergi?
Entahlah..aku tak mengerti..Seharusnya aku seneng arya pergi dan gak akan
kembali lagi, tapi apa nyatanya? Aku malah seperti ini, seharusnya aku sadar
aku sudah mempunyai seseorang kekasih begitupun arya.... Aku juga tak mengerti
perasaanku gelisah tadi malam, tadi malam aku juga melihat arya tapi aku , aku
tak ingat dia ada di mimpiku? Atau dia datang tadi malam. Yang ku ingat dia
datang memakai baju putih dan dia tersenyum padaku, dia memegang tanganku dan berbisik.
Jangan sedih, karna arya akan selalu ada dihati kamu. Dan kamu selalu ada di
hati arya.. mungkin arya gak akan pernah kembali.
Dret..dret.. hp ku
berdering, ternyata ada tlp dari eza aku pun cepat-cepat mengangkatnya..
“sya, udah bangun??’’
“ada apa?gue baru aja bangun.”
“lo udah tau kan arya pergi?”
“iya , gue udah tau dari sari dia yang ngasih tau gue kemaren malem.”
“suara lo kenapa?”
“ada apa?gue baru aja bangun.”
“lo udah tau kan arya pergi?”
“iya , gue udah tau dari sari dia yang ngasih tau gue kemaren malem.”
“suara lo kenapa?”
Mungkin suaraku begini
adalah efek tangisanku tadi malam , aku tak bisa tidur.. hanya arya yang aku
fikirkan tadi malam.
“hah? Suara gue? Gpp, gue
lagi sakit tenggorokan biasalah radang.
“bohong, lo pasti abis nangis ya?”
“enggak.” Aku memang berbohong sama eza, karna aku tak ingin kawatir.
“ada apa tlp gue pagi-bagi begini? Tumben?’
“iya, gawat sya penting gawat. Arya barusan aja masuk rumah sakit.”
“apaaa?” aku tersentak kaget dan mataku kini sudah tak mengantuk lagi
“iya udeh lo cepetan mandi. Cepet nanti lo gue anter kerumah sakit gue jemput.”
“bohong, lo pasti abis nangis ya?”
“enggak.” Aku memang berbohong sama eza, karna aku tak ingin kawatir.
“ada apa tlp gue pagi-bagi begini? Tumben?’
“iya, gawat sya penting gawat. Arya barusan aja masuk rumah sakit.”
“apaaa?” aku tersentak kaget dan mataku kini sudah tak mengantuk lagi
“iya udeh lo cepetan mandi. Cepet nanti lo gue anter kerumah sakit gue jemput.”
Aku segera mengakhiri tlp,
aku bergegas untuk mandi. Dan setelah aku selesai mandi, dan siap untuk
berangkat , tiba-tiba saja terdengar bunyi motor depan pagar rumahku, ku lihat
dari jendela ternyata itu eza, aku cepat keluar dan pamit tidak sempet sarapan
pagi
“za, ceritain ke gue
plis.”
“udah cepet naik , nanti gue ceritaiin di jalan.”
“udah cepet naik , nanti gue ceritaiin di jalan.”
Aku segera naik dan
meninggalkan rumah. Aku pergi dengan hati yang cemas, selama di perjalanan aku
hanya diam dan diam.
‘’sya, jangan diem aja .”
“jelas aja gue diem.”
‘‘ini adalah bukti kalo lo masih sayang banget sama arya, iya kan?”
“gak. Gue Cuma khawatir” kataku ngeles
“Khawatir? Kalo lo Cuma kawatir, gak akan lo mau pagi-pagi kaya gini disuru kerumah sakit buat liat keadaan arya, padahal lo sendiri udah punya cowok. Tapi lo sendiri malah ngawatirin arya di banding cowok lo”
“jelasin ke gue kenapa arya?”
“jelas aja gue diem.”
‘‘ini adalah bukti kalo lo masih sayang banget sama arya, iya kan?”
“gak. Gue Cuma khawatir” kataku ngeles
“Khawatir? Kalo lo Cuma kawatir, gak akan lo mau pagi-pagi kaya gini disuru kerumah sakit buat liat keadaan arya, padahal lo sendiri udah punya cowok. Tapi lo sendiri malah ngawatirin arya di banding cowok lo”
“jelasin ke gue kenapa arya?”
Hening........ aku tak
mengerti kenapa suasana menjadi hening.. keadaan pagi yang dingin ini menusuk
tubuhku
“eza?’’ panggilku
“eza, arya kenapa?’’ panggilku sekali lagi cemas
“dia... dia.. “
“dia? Dia kenapa zaa.”
“eza, arya kenapa?’’ panggilku sekali lagi cemas
“dia... dia.. “
“dia? Dia kenapa zaa.”
Eza tak juga
menjawabnya, setelah setengah jam di perjalanan, tak terasa kita sudah sampai
dirumah sakit. Setelah eza memarkirkan motornya, aku dan eza langsung pergi
menuju ruang kamar tempat arya dirawat. Aku dan eza melihat teman-temanku sudah
rame dan berkumpul di ruang kamar arya, aku tak mngerti mereka semua menangis
sampai isek-isekan. Apa yang terjadi? Aku tak mengerti . tiba-tiba saja
ditengah kerumunan mereka yang sedang menangis, aku melihat seseorang memakai
baju putih keluar dari arah pintu kamar rumah sakit tempat arya dirawat. Aku
diam dan tak menghampiri seseorang itu. Ku lihat eza sudah tidak ada
disampingku. Aku seperti mengenalnya, wajahnya pucat, lesu, dan dia tersenyum
kepadaku. Dia itu arya? Apa dia itu arya? Dia tersenyum padaku? Tapi aku heran
mengapa mereka semua masih menangis? Sedangkan arya? Dia baru saja kluar dari
arah pintu dan tersenyum padaku.... tiba-tiba saja saat aku ingin menghampiri
seseorang itu, seseorang itu hilang? Hilaaaang????? Iya, tiba-tiba saja hilang.
Aku tak mengerti kemana bayangan itu pergi.
“natasyaaaa..... “
tiba-tiba ici menghampiriku dan memelukku
“ada apa? kok lo nangis?” tanyaku heran, ici masih saja menangis di pelukanku
“arya syaaa... arya.....gue gk percaya dengan semua ini, padahal waktu kemaren kita abis ngmpul bareng.. gue gsk percaya!”
“arya kenapa? Dia baik-baik ajakan? Barusan gue liat dia keluar kamar dan dia senyum sama gue, tapi anehnya dia langsung pergi dan hilang gitu aja pas gue mau nyamperin dia.. yaa.. barusan .” kataku polos tak mengerti
“apa? “ ici menatapku
“iya seius gue gak boong tuh barusan dia kesana” aku menunjukkan ke arah bayangan itu pergi
“arya itu udah gak ada natasya, dia pergi ninggalin kita semua.. bukan untuk pergi dan tinggal di lampung, tetapi dia pergi untuk selamanya.”
“gue gak ngerti, jelas-jelas gue barusan liat dia.”
“ikut gue,” di tariknya tanganku masuk ruang kamar arya
“lihat,dia udah gak ada, gue gak sanggup dengan semua ini.”
“aryaaaaa... aku menghampiri arya yang terbaring lemas dan kaku, juga pucat dan tangannya begitu dingin.”
“arya, bilang ke gue kalo ini gak bener. Aryaaa buka mata lo, bilang kalo ini gak bener. Kenapa lo gak mau buka mata lo , aryaaa plis.” Aku tak bisa menahan tangis
“arya, plissss arya gue mohon, jangan ninggalin natasya dengan cara seperti ini natasya gamau ditinggal arya, natasya sayang banget sama arya. Arya bilang, kalo ini bohong, tangan arya dingin banget, arya sakit? Arya kedinginan? Tadi arya baru aja senyum ke natasya aryaaa bangun.”
“ada apa? kok lo nangis?” tanyaku heran, ici masih saja menangis di pelukanku
“arya syaaa... arya.....gue gk percaya dengan semua ini, padahal waktu kemaren kita abis ngmpul bareng.. gue gsk percaya!”
“arya kenapa? Dia baik-baik ajakan? Barusan gue liat dia keluar kamar dan dia senyum sama gue, tapi anehnya dia langsung pergi dan hilang gitu aja pas gue mau nyamperin dia.. yaa.. barusan .” kataku polos tak mengerti
“apa? “ ici menatapku
“iya seius gue gak boong tuh barusan dia kesana” aku menunjukkan ke arah bayangan itu pergi
“arya itu udah gak ada natasya, dia pergi ninggalin kita semua.. bukan untuk pergi dan tinggal di lampung, tetapi dia pergi untuk selamanya.”
“gue gak ngerti, jelas-jelas gue barusan liat dia.”
“ikut gue,” di tariknya tanganku masuk ruang kamar arya
“lihat,dia udah gak ada, gue gak sanggup dengan semua ini.”
“aryaaaaa... aku menghampiri arya yang terbaring lemas dan kaku, juga pucat dan tangannya begitu dingin.”
“arya, bilang ke gue kalo ini gak bener. Aryaaa buka mata lo, bilang kalo ini gak bener. Kenapa lo gak mau buka mata lo , aryaaa plis.” Aku tak bisa menahan tangis
“arya, plissss arya gue mohon, jangan ninggalin natasya dengan cara seperti ini natasya gamau ditinggal arya, natasya sayang banget sama arya. Arya bilang, kalo ini bohong, tangan arya dingin banget, arya sakit? Arya kedinginan? Tadi arya baru aja senyum ke natasya aryaaa bangun.”
Saat itu aku tak bisa
menahan tangis, tangan arya saat itu dingin banget semua itu bisa ku rasakan.
Tetapi dokter langsung membawanya, ku lihat terakhir kali arya tersenyum
padaku, ini mimpi? Katakan ini mimpi padaku.
“natasya?’’ seseorang
menarik tanganku, entah itu siapa dia langsung memelukku
“ikhlasin dia natasya, dia udah gak ada jangan menangis terus, ikhlasin dia.”
“ikhlasin dia natasya, dia udah gak ada jangan menangis terus, ikhlasin dia.”
Aku tak bisa menahan
tangis, aku sekarang rapuh, aku tak bisa apa-apa dengan kenyataan pahit ini.
batinku
“ikhlasin dia natasya, ini
semua demi kebaikannya.” Aku masih terhanyut dalam susana dan juga didalam
pelukan seseorang itu, ketika aku membuka mata ternyata seseorang itu adalah
aka, pacarku yang juga ada disana.. menyaksikan itu semua
“ayok kita keluar, aka jelasin semuanya.”
“ayok kita keluar, aka jelasin semuanya.”
Teman-temanku masih saja
menangis, dan juga ku lihat eza sepertinya dia juga sangat terpukul. Aku
mengerti perasaan eza, dan juga teman-temanku semuanya.
Ternyata, aka membawaku ke
kursi taman belakang rumah sakit.
“aka udah denger semuanya
sayang.”
“maafin natasya, maafin natasya.” Kataku pelan
“gk usah minta maaf, justru aka yang minta maaf sama kamu. Mungkin kalo kamu denger ini semua kamu nantinya bakalan benci dan marah sama aka, pacar kamu.”
“kenapa kamu ngomong gitu?” tanyaku tak mengerti
“kamu tau? Kamu ingat 6 bulan yang lalu pas arya pergi ninggalin kamu tanpa pamit?”
“iya aku ingat?”
“dia itu pergi ninggalin kamu karna dia sakit, bukan karna dia sekolah di pesantren juga. Dia Cuma nyari alesan yang masuk akal.Selama itu dia pergi untuk berobat kesana-sini. Tapi itu semua gagal. Pengobatan itu sempat berhasil, tetapi tidak berlangsung lama.”
“maafin natasya, maafin natasya.” Kataku pelan
“gk usah minta maaf, justru aka yang minta maaf sama kamu. Mungkin kalo kamu denger ini semua kamu nantinya bakalan benci dan marah sama aka, pacar kamu.”
“kenapa kamu ngomong gitu?” tanyaku tak mengerti
“kamu tau? Kamu ingat 6 bulan yang lalu pas arya pergi ninggalin kamu tanpa pamit?”
“iya aku ingat?”
“dia itu pergi ninggalin kamu karna dia sakit, bukan karna dia sekolah di pesantren juga. Dia Cuma nyari alesan yang masuk akal.Selama itu dia pergi untuk berobat kesana-sini. Tapi itu semua gagal. Pengobatan itu sempat berhasil, tetapi tidak berlangsung lama.”
Hening..... aka
melanjutkan ceritanya
“selama dia pergi untuk
tinggal di lampung, dia bilang kalo dia pindah ke pesantren.. padahal tidak
sayang.. dia pergi bersama orang tuanya untuk berobat. Dia punya penyakit
jantung. Kemaren pas kamu main sama dia sama teman-teman kamu ,mungkin saat itu
keadaan arya sudah pulih tetapi , arya drop dan harus pulang dan pindah ke
lampung selama 3 tahun untuk menjalani pengobatan. Orang tuanya arya terpaksa
pindah kesana, karna tidak mungkin bolak-balik dengan kondisi arya seperti itu
lampung-jakarta itu lumayan jauh.”
“selamaya 6 bulan, arya menitipkan kamu ke aku. Karna aku sahabat baik arya sejak kecil. Hanya aku yang tau tentang penyakitnya,selain keluarganya sel. Maafkan aku, natasya... seharusnya dari awal aku jujur sama kamu. Pas kita jadian tanggal 26 kemarin, arya mengetahui kabar itu. Awalnya aku gak enak sama dia, tapi aku bener-bener sayang dan tulus sama kamu itu semua aku lakuin untuk ngejagain kamu. Pas arya tau kita jadian, dia pesen sama aku , supaya kamu suatu saat nanti dia udah gak ada, kamu harus bisa ngikhlasin dia. Ini semua demi kebaikannya natasya.ini semua udah ada yang ngatur”
“Tadi aku juga menemaninya sbelum ajal menjemputnya. Dia berpesan padaku sayang, katanya dia minta maaf sama kamu dan teman-teman kamu juga. Karna dia gak mau buat kamu sedih juga semuanya. Tadi aku juga udah cerita ke semua teman-teman kamu dan tadi aku suruh eza jemput kamu. Maafin aku terlambat ngasih tau kamu.”
“selamaya 6 bulan, arya menitipkan kamu ke aku. Karna aku sahabat baik arya sejak kecil. Hanya aku yang tau tentang penyakitnya,selain keluarganya sel. Maafkan aku, natasya... seharusnya dari awal aku jujur sama kamu. Pas kita jadian tanggal 26 kemarin, arya mengetahui kabar itu. Awalnya aku gak enak sama dia, tapi aku bener-bener sayang dan tulus sama kamu itu semua aku lakuin untuk ngejagain kamu. Pas arya tau kita jadian, dia pesen sama aku , supaya kamu suatu saat nanti dia udah gak ada, kamu harus bisa ngikhlasin dia. Ini semua demi kebaikannya natasya.ini semua udah ada yang ngatur”
“Tadi aku juga menemaninya sbelum ajal menjemputnya. Dia berpesan padaku sayang, katanya dia minta maaf sama kamu dan teman-teman kamu juga. Karna dia gak mau buat kamu sedih juga semuanya. Tadi aku juga udah cerita ke semua teman-teman kamu dan tadi aku suruh eza jemput kamu. Maafin aku terlambat ngasih tau kamu.”
Tangisku semakin tak
terkendali, aku tk bisa menahan semuanyaa.... ini semua telah berakhir, dan
akupun kini harus membuka hatiku untuk orang lain
“ aku gak marah sama kamu,
aku juga ngerti kalo misalnya aku ada di posisi kamu saat itu. Aku ikhlasin ,
walaupun aku masih sakit dan sangat terpukul.”
“ya, seharusnya kamu bersikap seperti itu sayang, itu semua udah tuhan yang atur. Kita sebagai umatnya hanya bisa sabar, ikhlas, dan menerima.”
“ya, seharusnya kamu bersikap seperti itu sayang, itu semua udah tuhan yang atur. Kita sebagai umatnya hanya bisa sabar, ikhlas, dan menerima.”
Tuhan...
jika ini semua sudah menjadi jalan takdirku,aku ikhlas Tuhan...
Tabahkan aku , berilah tempat yang nyaman disana buat Arya Tuhan...
Sayangi dia, dan meskipun Arya sudah tidak ada di dunia ini. tapi aku masih tetap menyayanginya... sampai nanti ku menutup mata...
Tabahkan aku , berilah tempat yang nyaman disana buat Arya Tuhan...
Sayangi dia, dan meskipun Arya sudah tidak ada di dunia ini. tapi aku masih tetap menyayanginya... sampai nanti ku menutup mata...
SELESAI